"Blog ini menyediakan materi dan tugas sekolah"
Hosting Gratis

Kamis, 20 September 2012

Pasang Iklan disini GRATIS

Pasang Iklan Disini GRATIS

Saat ini kami menyediakan layanan pemasangan iklan secara GRATIS !!! tanpa biaya sepeser pun !!!

Jika anda berminat, silahkan hubungi :

email : dithaanugrah@gmail.com

Segeralah !!! Terbatas !!!

Rabu, 19 September 2012

KULTUR JARINGAN


A. PENGERTIAN


Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas). Kultur jaringan merupakan suatu metode dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.

Kultur jaringan adalah salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Berbeda dari teknik perbanyakkan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro ( bahasa latin), berarti ”didalam kaca” karena jaringan tersebut di biakkan di dalam botol kultur dengan medium dan konsidi tertentu.


B. TEORI DASAR

            Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.


C. TUJUAN

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan masal tanaman yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, selain itu diperoleh tanaman yang bebas virus, membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif.

D. KEUNGGULAN

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangkan  secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :
·        Mempunyai sifat yang identik dengan induknya
·        Dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas
·        Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu singkat
·        Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin
·        Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat di bandingkan dengan perbanyakan konvensional
·        Pengadaan bibit tidak tergantung musim
·        Hemat tempat dan waktu

E. T A H A P

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah : Pembuatan media, Intisiasi, Sterilisasi, Multipikasi, Pengakaran, dan Aklimatisasi

1. MEDIA

            Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang di gunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu di perlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

            Ada dua penggolongan media tumbuh : media padat dan media cair. Media padat umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.

      2. INTISIASI

            Intisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

Ada beberapa tipe jaringan yang di gunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini bisa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosistesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.

      3. STERILISASI

            Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu dilaminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

      4. MULTIPLIKASI

            Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

      5. PENGAKARAN

            Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan akar  yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan oleh jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

      6. AKLIMATISASI

            Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit  karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.


F. LOKASI LABORATORIUM

            Persyaratan lokasi laboratorium kultur jaringan hendaknya jauh dari sumber polusi, dekat dengan sumber tenaga listrik dan air. Untuk menghemat tenaga listrik, ada baiknya bila laboratorium kultur jaringan ditempatkan di daerah yang tinggi, agar suhu ruangan tetap rendah.

           
G. KAPASITAS LABORATORIUM

            Ukuran laboratorium tergantung pada jumlah bibit tergantung pada jumlah bibit yang akan diproduksi. Untuk ukuran laboratorium sekitar 250 m2, bibit yang dapat diproduksi tiap tahun sekitar 400-500.000 planlet/bibit, yang dapat memenuhi pertanaman seluas 500-800 ha. Dalam suatu laboratorium minimal terdapat 5 ruangan terpisah, yaitu gudang (ruang) untuk penyimpanan bahan, ruang pembuatan media, ruang tanam, ruang inkubasi (untuk pertunasan dan pembentukan planlet/bibit tanama) dan rumah kaca. 


H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KULTUR JARINGAN

1)      GENOTIP TANAMAN

Salah satu yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis eksplan dalam kultur invitro adalah genotip tanaman asal eksplan diisolasi. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa respon masing-masing eksplan tanaman sangat bergantung dari spesies, bahkan varietas, atau tanaman asal eksplan tersebut. Pengaruh genotip ini umumnya berhubungan erat dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan eksplan, seperti kebutuhan nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan lingkungan kultur. Oleh karena itu, komposisi media, zat pengatur tumbuh dan lingkungan pertumbuhan yang dibutuhkan oleh masing-masing varietas tanaman bervariasi meskipun teknik kultur jaringan yang di gunakan sama.

Perbedaan respon genotip tanaman tersebut dapat di amati pada perbedaan eksplan masing-masing varietas tanaman berbeda kemampuannya dalam merangsang pertumbuhan tunas aksilar, baik jumlah tunas maupun kecepatan pertumbuhan tunas aksilarnya. Hal serupa juga terjadi pada pembentukan kalus, laju pertumbuhan kalus serta regenerasi kalus menjadi tanaman lengkap baik melalui pembentukan organ-organ adventif maupun embrio somatik. Perbadaan pengaruh genetik ini disebabkan karena perbedaan kontrol genetik dari masing-masing varietas.


2)     MEDIA KULTUR

Perbedaan komposisi media, komposisi zat pengatur tumbuh dan jenis media yang digunakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang dikulturkan.
a.      komposis media
perbedaan komposisi media, seperti jenis dan komposisi garam-garam anorganik, zat pengatur tumbuh sangat mempengaruhi respon eksplan saat dikulturkan. Perbedaan komposisi media biasanya sangat mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan.

b.      komposisi hormon dan pertumbuhan
komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang ditambahkan dalam media sangat mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang dikulturkan. Komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang di tamabahkan ke dalam media kultur sangat tergantung dari jenis eksplan yang di kulturkan dan tujuan pengulturanya.
Hormon pertumbuhan yang digunakan untuk perbanyakan secara invitro adalah golongan auksin, sitokinin, giberelin, dan growth retadant.

c.      keadaan fisik media
Media yang umum digunakan dalam kultur jaringan adalah medium padat, medium semi padat dan medium cair.



3)     LINGKUNGAN TUMBUH

a.      Suhu
Tanaman umumnya tumbuh pada lingkungan dengan suhu yang tidak sama setiap saat, misalnya pada siang dan malam hari tanaman mengalami kondisi dengan perbedaan suhu yang cukup besar. Pada sebagian laboratorium, suhu yang digunakan adalah konstan, yaitu 250C (kisaran suhu 17-320C).

b.      Kelembaban Relatif
Kelembaban relatif dalam botol kultur dengan mulut botol yang ditutup umumnya cukup tinggi, yaitu berkisar antara 80-99%. Jika mulut botol ditutup agak longgar maka kelembaban relatif dalam botol kultur dapat lebih rendah dari 80 %. Sedangkan kelembaban relatif di ruang kultur umunya adalah sekitar 70%. Jika kelembaban relatif ruang kultur berada di bawah 70 % maka akan mengakibatkan media dalam botol kultur ( yang tidak tertutup rapat) akan cepat menguap dan kering sehingga eksplan dan plentlet yang dikulturkan akan cepat  kehabisan media. Namun kelembaban udara dalam botol kultur yang terlalu tinggi menyebabkan tanaman tumbuh abnormal yaitu daun lemah, mudah patah, tanamn kecil-kecil namun terlampau sukulen.

c.      Cahaya
Seperti halnya pertumbuhan tanaman dalam kondisi invivo, kuantitas dan kualitas cahaya, yaitu intensitas, lama penyinaran dan panjang gelombang cahaya mempengaruhi pertumbuhan eksplan dalam kultur invitro.

VERTEBRATA



þ  Istilah vertebrata berasal dari bahasa latin, yaitu vertebrae yang artinya bertulang belakang. Vertebrata termasuk dalam filum chordata. Hewan yang merupakan kelompok vertebrata memiliki ciri-ciri anggota tubuhnya terbagi atas kepala, leher, badan, dan ekor. Anggota vertebrata mencakup Pisces, Amphibian, Reptilia, Aves, dan Mamalia.

þ  Vertebrata dibagi menjadi dua subfilum :
-         hewan berdarah dingin (poikilotermik), suhu tubuhnya berubah-ubah tergantung pada suhu lingkungan. Anggotanya Pisces, Amphibia, dan Reptilia
-         hewan berdarah panas (homoiotermik), suhu tubuhnya lebih konstan karena mempunyai kemampuan untuk  mengatur sendiri metabolisme dan suhu tubuhnya. Anggotanya Aves dan Mammalia.


a.      PISCES / IKAN

Pisces hidup di air dengan struktur tubuh sebagai berikut.
1)        Mempunyai sirip untuk membantu berenang dan menjaga keseimbangan tubuh
2)      Mempunyai gurat sisi untuk mengetahui tekanan air sehingga dapat menempatkan diri di dasar atau permukaan air
3)      Mempunyai gelembung renang yang memudahkannya naik turun dalam air
4)      Mempunyai kulit bersisik yang licin karena berlendir sehingga dapat bergerak dengan cepat di dalam air.
5)      Berkembang biak dengan bertelur dan pembuahannya terjadi di luar tubuh.

Pisces dapat di golongkan menjadi tiga kelas yaitu :

1.    Kelas agnatha
-         Agnatha berasal dari bahasa Yunani, yaitu a yang berarti tidak dan gnathos yang berarti rahang.
-         Kelas agnatha memiliki ciri-ciri tidak berahang, siripnya tidak berpasangan, rangka tubuhnya tersusun atas tulang rawan serta jantungnya hanya memiliki satu ventrikel.
-         Contohnya ikan lamprey (petromyzon sp.)

2.    Kelas Condrichthyes
-         Condrichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu condros berarti tulang rawan dan ichthyes  yang berarti ikan.
-         Cirinya memiliki tulang rawan, mulut dan lubang hidungnya ventral, jantungnya hanya memiliki satu ventrikel.
-         Contohnya ikan Hiu dan ikan Pari


3.    Kelas Osteichthyes
-         Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon  berarti tulang dan ichthyes  yang berarti ikan.
-         Cirinya memiliki tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup dan jantungnya memiliki satu ventrikel.
-         Contohnya ikan Lele, bandeng, dan gurami.

b.      AMPHIBIA (AMFIBI)

-         Amphibia mempunyai dua bentuk kehidupan. Fase larva hidup di air dan bernapas menggunakan insang. Hewan dewasa hidup di darat dan bernapas menggunakan paru-paru.
-         Tubuh amphibia terdiri atas kepala, badan, dan anggota gerak.
-         Amphibia mengalami metamorfosis sempurna.
-         Memiliki selaput pendengar disebut membran timpanum. Amphibia juga dilengkapi membran nictitans yang dapat digerakan untuk menjaga bola mata tidak kering ketika di darat dan melindungi bola mata ketika berada di air.
-         Diantara jari-jari terdapat selaput tipis
-         Kulit Amphibia kasar berbintil-bintil dan ada juga licin dan tebal.
-         Berkembang biak dengan bertelur dan pembuahannya terjadi di luar tubuh.

Contohnya katak sawah (Rana limnocharis), bangkong (bufo melanostictus), dan katak pohon atau bancet (Racophorus reinwardti).

c.      REPTILIA

Nama reptilia berasal dari bahsa latin, repere yang berarti melata.
Ciri-ciri :
-         Hidup di darat dan di air
-         Berdarah dingin
-         Berkembang biak dengan bertelur (ovipar), ada juga yang bertelur dan beranak (ovovivipar)
-         Bergerak melata
-         Tubuhnya terdiri atas kepala, badan, ekor dan dua pasang tungkai
-         Jantung reptilia memiliki 4 ruang yang tidak sempurna karena masih ada lubang pemisah antara bilik kiri dan bilik kanan.
-         Kulitnya kering bertanduk dan ditutupi oleh sisik
     
      Reptilia di bedakan menjadi 4 ordo :
-         Squamata, terdiri dari dua subordo :
a)      Lacertilia (bangsa kadal). Contoh: kadal (Mabouya sp), bunglon (draco sp), dan komodo (varanus komodoensis)
b)      Ophidia (bangsa ular). Contoh: piton (phyton reticulatus).


-         Testudinata (bangsa kura-kura dan penyu). Tubuh terlindungi oleh karapaks di bagian atas dan plastron di bagian bawah, tidak mempunyai gigi, dan rahangnya dilapisi oleh zat tanduk. Contoh: kura-kura air tawar (chelydra serpentia).

-         Crocodilia ( bangsa buaya), mempunyai kulit tebal, rahang kuat, pada lubang hidung dan telinga terdapat klep yang dapat m,enutuo ketika dalam air. Contoh: buaya muara (crocodilus porosus).

-         Rhynchocephalia, merupakan ordo yang paling primitif. Contoh: tuatara.


d.      AVES / BURUNG

      Ciri-ciri :
-         Tubuh tertutupi oleh bulu
-         Berkembang biak dengan bertelur
-         Pembuahan terjadi didalam tubuh
-         Memiliki sayap untuk terbang dan mengatur suhu tubuh
-         Alat pernapasan berupa paru-paru dan jantungnya memiliki empat ruang dengan sempurna, yaitu 2 serambi dan 2 bilik
-         Ada beberapa burung yang memiliki pundi-pundi udara
-         Memiliki ekor yang disebut uropygium berfungsi sebagai kemudi saat terbang.

      Aves di bedakan atas dua subkelas :

1)        Archaeornithes.
Burung ini mempunyai gigi di kedua rahangnya, ekor berbulu, dan berukuran panjang. Semua anggotanya telah punah. Contoh: Archaeopteryx.

2)      Neornithes
a.       palaeognathae, kelompok burung yang tidak dapat terbang.
·        Ordo Spheniscifiormes, misal Aptenodytes sp. (penguin)
·        Ordo casuariiformes, misal burung kasuari
·        Ordo apterygiformes, misal burung kiwi
            b.   neognathae, kelompok burung yang dapat terbang.
·        Ordo galliformes, mempunyai kaki untuk mengais dan berlari,misal ayam
·        Ordo passeriformes, burung yang bersuara merdu, contoh: burung kutilang (phcnonotus atriceps)
·        Ordo Anseriformes, dapat berenang, kaki pendek dan terdapat selaput diantara jari kaki. Contoh: anatidae (itik, angsa)
·        Ordo coraciiformes, berparuh besar, tungkai pendek, pemakan ikan, katak dan lebah. Contoh: buceros rhinoceros.





e.      MAMMALIA

Ciri-ciri :
·        Tubuh umumnya ditutupi rambut
·        Memiliki kelenjar susu (glandula mammae), kelenjar keringat & kelenjar lemak.
·        Berkembang biak dengan beranak atau melahirkan (vivipar)
·        Mempunyai berbagai kelenjar di kulit, bergigi, jari tertutup oleh cakar, kuku, atau teracak
·        Tempat hidupnya di air dan di darat
·        Bernafas menggunakan paru-paru
·        Tergolong berdarah panas
·        Pembuahan terjadi di dalam tubuh (internal)

      Mammalia di bagi menjadi beberapa ordo :

1.         Monotremata, satu-satunya hewan mammalia yang bertelur. Contoh: Platypus
2.       Insectivora, mammalia kecil pemakan serangga berambut halus. Contoh: celurut
3.       Marsupialia, mammalia berkantong, contoh: kanguru, koala, kuskus.
4.       Rodentia, mammalia pengerat. Contoh: kelinci, tikus, marmot, landak dan tupai.
5.       Chiroptera, mammalia yang dapat terbang. Contoh: kelelawar dan kalong.
6.       Pholidota, mammalia tidak bergigi. Contoh: trenggiling (manio javanicus).
7.       Carnivora, mammalia pemakan daging. Contoh: kucing, harimau, dan anjing
8.       Cetacea, mammalia yang hidup di air. Contoh: paus dan lumba-lumba
9.       Proboscidea, mammalia berbelalai. Contoh: gajah
10.    Sirenia, contoh: ikan duyung (halicore dugong)
11.       Ungulata, hewan berkuku.
a)      Artiodactyla, berkuku genap. Contoh: unta, zarafah, kijang, domba, sapi, kambing, dan kerbau
b)      Perrisodactyla, berkuku ganjil. Contoh: kuda, tapir, badak dan kuda nil.
12.     Primata, mammalia yang matanya stereoskopik menghadap kedepan. Contoh: lemur, kera, orang utan, simpanse, dan gorila.


Beberapa peranan hewan chordata :

a.       sumber protein, seperti : ikan, ayam, kambing dan sapi
b.       sumber bahan obat-obatan, seperti: minyak ular untuk obat kulit dan sirip ikan hiu untuk mencegah penyakit kanker
c.       sumber bahan sandang, seperti: wol dari bulu domba.